Pages

Senin, 30 Agustus 2010

ngelantur yuuuk!

halo, tadi si Gigil ngomentarin masalah postingan gue sebelumnya mengenai anak-anak yang sekarang gak hafal lagu anak-anak. dan kebetulan anak-anak itu yang ada di acara ngulik itu loh, ternyata mereka segerombolan anak SD di Ternate, Gigil bilang itu sebuah kewajaran kalau mereka gak hafal lagu "Aku Seorang Kapiten". wajar? baiklah. apa karena tempat mereka yg katanya terpencil lalu, adalah sebuah kewajaran kalau mereka tdk tahu lagu-lagu anak-anak dan lagu wajib Nasional? kalau terus ditanggapi sebagai kewajaran. maka wajar jika lagu-lagu atau budaya kita diambil orang Malaysia. lalu jangan marah pada Malaysia. marahlah sama generasi-generasi negara kita. (tuh kan gue lagi kenapa sih?) -.-
skip
hari ini lelah, matahari terlalu terik dan ngebakar ubun-ubun gue. tadi disekolah cuma............... cuma diam diantara tawa-tawa yang membuat gue tetap gak bisa ketawa. dipelajaran Bahasa Indonesia tadi, satu persatu disuruh maju untuk bacain puisi mereka masing-masing, gue dengan inisiatif maju yang ke 5. ini puisi gue

Jakarta

Jakarta……
Boros tenaga aku jalan di Jakarta….
Berdzikir, aku lalu lalang di Jakarta..
Copet, betah jadi dektektif di pasar orang...
Jakarta……
Para kaki lima
Butuh tunganglanggang kalau datang aparat
kalau tersandung, bisa mampus di ciduk ke penjara…
Jakarta….
wangi kembang tujuh rupa ada di Jakarta
dari wangi asap sampai wangi mayat ada di Jakarta
Cuma, di Jakarta…
Pestanya koruptor senayan, pesta kebanjiran, pesta seks, pesta kebakaran sampai pesta kematian
di meriahkan di Jakarta
Jakartaku, dari subuh sampai isya tidak pernah lelah menampung jutaan kenistaan dan tawa-tawa orang kota
Jakartaku, aku rindu sosokmu yang hijau dulu…
Jakartaku, yang kurindu.
Di Tanah Abang aku tersangkut sembilu..
tubuhku kaku berlulur darah nanahku…
Aaahh….
Ibu, aku mati dikotamu yang ku rindu….  

entah, tadi gue kok gemeteran ya bacanya didepan kelas. gak kayak sebelumnya, jadi tadi ada beberapa kalimat yang gue bacanya dengan nada yang keliru. sudahlah yang penting dapet nilai maksimal.
oia, komunitas teater mulai nerbitin majalah, tahun ini baru diterbitinnya. dan isi-isinya seputar kesenian tentunya. berhubung gue kenal sama ketua komunitasnya yaitu, Kak Herry. jadi, gue bisa langsung ngasih puisi gue ke dia. dan gue pun tadi sms dia, gue bilang gue mau nyumbangin puisi gue untk di tampilin di majalah komunitas teater, dan dia bilang "boleh Ri, kirimin aja. beberapa puisi kamu udah aku save kok. nanti biar dipilih2 ya". hah? disave sama kak Herry? oh Tuhan gue seneng banget meeen, karya gue udah disave sama ketua komunitasnya hahaha alhamdulilah. semoga aja Tuhan memberikan rido buat gue, biar gue bisa terus-terus berkarya hahaha amin Allah.
terus, tadi pelajaran matematika, dan gue gak ngerti. pusing, sangat pusing. matematika dan matematika 2+4/7*4% lalalalalala........... angka-angka. sumpah mau muntah. pulang sekolah matahari tambah ngajak ribut, terik banget, terus jam 2nya les matematika dalam keadaan perut yang demo kelaperan. haaaaaaaaah. yang penting lulus UN dan masuk PTN apa sih yang enggak. bahkan gue rela mati gara-gara harus mengingat rumus matematika. jadi, kira-kira dialog tetangga gue pas gue mati tuh gini
tetangga 1: si Riri matinya kenapa?
tetangga 2 : katanya sih pusing pas abis pulang sekolah.
tetangga 1 : hah? cuma gara-gara pusing?
tetangga 2 : iya dia pusing gara-gara mikirin rumus matematika biar lulus UN dan masuk PTN, nyampe rumah dia mati.tragis!
tetangga 1 : jadi, matematika yang menyebabkan kematiannya? oh tidak saya akan memberhentikan anak saya dari sekolahnya. daripada anak saya mati gara-gara matematika.
tetangga 2 : bikin spanduk aja bu yang isinya "Mari Berantas Matematika!". bagus tuh bu, kita pajang di kampung kita
tetangga 1: yaudah kalo gitu saya ketukang spanduk dulu ya. permisi.........

dan, guepun menjadi pahlawan pembela anak-anak yang gak suka matematika huawawahahahahahah gua akan masuk surga.

0 komentar:

Posting Komentar